07 April, 2017

AS Serang pangkalan Militer suriah

Amerika Serikat (AS) meluncurkan 50 rudal jelajah Tomahawk terhadap sasaran-sasaran pemerintah Suriah. Serangan ini sebagai balasan serangan senjata kimia di Idlib di mana pemerintah AS menuding rezim Suriah sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Menurut seorang pejabat AS, rudal-rudal tersebut diluncurkan dari kapal perang AS yang berada di Laut Mediterania. Sasaran serangan tersebut adalah pangkalan udara di pusat kota Homs, pangkalan yang digunakan pesawat Suriah untuk melancarkan serangan senjata kimia pada Selasa lalu.
Selain itu, militer AS juga menargetkan pesawat tempur suriah dan stasiun bahan bakar dalam serangan yang diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/4/2017).
Serangan militer AS ini dilakukan sebagai reaksi atas serangan senjata kimia mematikan yang menewaskan sedikitnya 72 warga sipil di Idlib. Pemerintah Suriah menjadi pihak yang disalahkan atas serangan horor ini.
Aksi militer AS menempatkan presiden baru itu di sisi berlawanan dengan Rusia, yang memiliki pasukan udara dan darat di Suriah setelah intervensi ada di sisi Assad pada tahun 2015. Kehadiran Rusia mengubah arus perlawanan kelompok pejuang Muslim Suriah yang sebagian besar Sunni.
Trump sendiri sampai sekarang memiliki kebijakan terhadap Suriah hampir secara eksklusif untuk mengalahkan militan ISIS di Suriah utara. Di wiyalah itu, pasukan khusus AS mendukung kelompok bersenjata Arab dan Kurdi.
Sebut Sebagai Agresi, Suriah Kutuk Serangan Rudal AS
Televisi pemerintah Suriah menyebut serangan rudal Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/4/2017) pagi sebagai sebuah agresi. AS menembakkan rudal jelajah ke pangkalan udara milik Suriah yang ditengarai menjadi tempat lepas landas pesawat yang melakukan serangan senjata kimia.
Seorang pejabat militer yang dikutip oleh stasiun televisi Suriah mengatakan sebuah pangkalan udara terkena serangan rudal AS, menyebabkan kerusakan material. Pernyataan lain menyebut serangan tersebut menyebabkan kerugian seperti dikutip dari CBS News.
Sekitar 60 rudal Tomahawk AS menghantam pangkalan udara Shayrat, sebelah tenggara Homs. Pangkalan udara kecil dengan dua landasan pacu, dimana pesawat tempur Suriah sering lepas landas menyerang target di utara dan tengah negara itu.
"Rudal AS menghantam pukul 03:45 pagi waktu setempat dan menargetkan daerah lapangan terbang, hanggar, menara kontrol dan gudang amunisi," kata para pejabat AS.
Rudal-rudal tersebut ditembakkan dari dua kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania. Serangan tersebut untuk menanggapi serangan sejata kimia mematikan pada Selasa lalu. Para pejabat mengatakan serangan senjata kimia itu menggunakan klorin dicampur dengan racun saraf, kemungkinan sarin.
Gubernur Provinsi Homs di mana pangkalan udara yang menjadi sasaran berada, Talal Barazi mengatakan, sebagian besar serangan tampaknya ditujukan pada provinsi di Suriah tengah itu. Ia juga mengatakan serangan dimaksudkan untuk mendukung kelompok 'teroris' di lapangan.
Sementara sebuah kelompok pejuang Suriah, Koalisi Suriah, menyambut serangan AS dengan mengatakan serangan itu mengakiri era impunitas dan hanya awalan.
Pemboman merupakan perintah militer paling dramatis Presiden Donald Trump sejak menjabat. Pemerintahan Obama mengancam akan mengambil tindakan terhadao pasukan Assad atas serangan senjata kimia sebelumnya, tetapi tidak pernah menindaklanjutinya. Trump juga menyerukan semua bangsa beradab untuk bergabung dengan AS dalam mencari cara mengakhiri pembantaian di Suriah.
Pemerintah Presiden Bashar al-Assad berada di bawah tekanan internasional setelah serangan senjata kimia di Suriah. Hal ini juga mendorong sekutu utamanya, Rusia, mengatakan bahwa dukungannya tidak bersayarat.

0 komentar:

Posting Komentar