07 April, 2017

Artileri dan sistem pertahanan udara TNI AD

1. Astros II (Artillery Saturation Rocket System II). MLRS Astros II merupakan sistem artileri pengembangan tercanggih dari Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.
 Astros II
Astros II merupakan sistem artileri berupa peluncur roket yang memiliki mobilitas tinggi. Astros berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya mengusung peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakan dari mana saja. dan TNI AD memiliki 36 Unit..


2.
 Oerlikon Skyshield merupakan Short Range Air Defence yang dikembangkan oleh Oerlikon Contraves Swiss yang kini menjadi anak perusahaan Rheinmetall group, Jerman. Oerlikon Skyshield TNI AD mengkombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang. Meriam otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru / menit, jika dipasang peluru standar.
Oerlikon Skyshield
untuk 
Oerlikon Skyshield ini TNI AD memiliki sebanyak  50 Unit.


3. 
Giant Bow alias si Panah Raksasa adalah senjata penangkis serangan udara jarak sedang buatan China tahun 2000 ini terdiri atas meriam 23 mm / Giant Bow dan kendaraan BCV (Battery Command Vehicle). Meriam 23 mm / Giant Bow merupakan kategori Twin Gun karena memiliki laras ganda kaliber kecil. Senjata ini merupakan senjata efektif untuk melawan sasaran udara yang terbang rendah serta memberikan aplikasi pengoprasian pertahanan udara dengan mobilitas tinggi.
Giant bow
untuk senjata ini TNI AD Memiliki sebanyak 256 unit.

4. NDL
-40 (LAU 97) adalah senjata artileri medan berupa peluncur roket yang diproduksi oleh IPTN (sekarang PT.DI) dari Indonesia. Senjata ini menggunakan roket diameter 70mm atau 2,75 inchi sebagai pelurunya. Biasanya roket ini menggunakan peluru , roket sistem multi luncur FFAR 2.75" yang diproduksi secara lisensi oleh IPTN.
NDL-40 bisa meluncurkan 40 roket dari 40 tabung luncurnya secara salvo dengan selang 0,1 sampai 9,9 detik untuk tiap roketnya. Dengan kemampuan ini NDL-40 mampu meluluh-lantakan sebuah daerah seluas 200m x 300m dalam sekejap. Jangkauan terjauh dari senjata ini hanya 6 km namun demikian bila menggunakan roket khusus jangkauan bisa bertambah menjadi 8 km.
NDL-40
untuk senjata ini TNI AD mengoperasikan sebanyak 50 Unit.

5.M48 resminya adalah meriam buatan Yugoslavia, senjata ini dirancang semasa perang dingin, dan dipersiapkan untuk bergerak di wilayah pegunungan. Ini artinya M-48 harus memiliki desain yang kompak dan ringan, sehingga memudahkan mobilitas bagi awak yang mengoperasikan. Karena dituntut punya mobiltas tinggi serta bobot yang ringan, M-48 pun hanya mengadopsi spesifikasi kaliber ukuran kecil untuk kelas senjata armed, yakni 76mm.
Berat M-48 secara keseluruhan ’hanya’ 680Kg, terbilang ringan dibanding meriam kaliber 105mm dan meriam kaliber 120mm. Meriam ini menggunakan dua roda, dan untuk mobilitasnya cukup ditarik kendaraan 4×4 sekelas jip, atau truk ringan. Tapi ada yang membuat M-48 begitu khas dibanding alutsista TNI lainnya, dimana komponen meriam ini bisa diurai, sehingga bisa dibawa oleh satu regu pasukan, untuk merakitnya kembali pun relatif singkat, dalam sebuah defile penulis sempat melihat kemampuan awak Yon Armed merakit M-48 dalam hitungan dibawah 10 menit.
M48
Untuk senjata ini TNI AD mengoperasikan sebanyak 144 unit.

0 komentar:

Posting Komentar