13 April, 2017

TNI AU memodernisasi sistem persenjataan angkatan udara


Kepala Dinas Penerangan TNI
AU (Kadispenau) Marsekal
Pertama TNI Jemi Trisonjaya
mengatakan, modernisasi alat
utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI AU seperti
kebutuhan pesawat tempur
yang mumpuni, merupakan hal
yang tidak boleh ditawar lagi. "Bila mencermati dinamika
perkembangan lingkungan
strategis lima tahun ke depan,
maka diprediksi tantangan yang
dihadapi TNI AU sebagai
komponen pertahanan udara nasional, akan makin
kompleks," ucap Kadispenau di
Jakarta, Minggu. Dalam lima tahun terakhir dan
kecenderungan lima tahun ke
depan, di mana negara-negara
di kawasan telah melakukan
serangkaian modernisasi
alutsiata udara. Kebijakan Kementerian
Pertahanan untuk
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan TNI AU hingga
mencapai kondisi Minimum
Esential Force (MEF) sudah sangat tepat. Beberapa fokus kebijakan yang
menjadi prioritas adalah
meningkatkan profesionalisme
personel, modernisasi Alutsista/
Non Alutsista/Sarpras matra
udara dan pengamanan wilayah perbatasan dan pulau terdepan
(terluar). Untuk pembangunan Rencana
Strategis (Renstra) tahap I
(2009-2014) TNI AU sudah
menyelesaiakan modernisasi
alutsista hingga 48 persen,
beberapa alutsista canggih sudah didatangkan seperti
pesawat tempur (Sukhoi, F-16,
T-50i dan EMB-314 Super
Tucano), pesawat angkut
(C-130 Hercules dan CN-295),
helikopter maupun radar dan rudal. Untuk peningkatan
profesionalisme personel,
program kegiatanya meliputi
latihan matra udara,
pembangunan sarana-prasarana,
kesejahteraan prajurit serta penggunaan kekuatan
pertahanan matra udara, baik
untuk tujuan kegiatan Operasi
Militer Perang (OMP) maupun
Operasi Militer Selain Perang
(OMSP). Pada Renstra tahap II
(2014-2019), TNI Angkatan
Udara melakukan penambahan
satu Skadron tempur pesawat
F-16 (Skadron 16) yang telah
digelar di Lanud Rusmin Nurjadin Pekan Baru, serta
memodernisasi Alutsista
pengganti pesawat tempur F-5
Tiger. "Saat ini baru terpenuhi 40
persen dari MEF II," kata Kepala
Staf TNI AU (KSAU) Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto usai gladi
bersih HUT Ke-71 TNI AU. Beberapa yang menonjol dari
yang 40 persen itu adalah
tahap akhir dari pengadaan
pesawat tempur F-16 Block
52ID bekas pakai Angkatan
Udara Pengawal Nasional Amerika Serikat (AS) yang telah
ditingkatkan kemampuannya. Secara total Indonesia
memesan 24 unit dan masih
menyisa lima unit lagi, yang
akan tiba dalam waktu dekat.
Semuanya ditempatkan di
dalam Skuadron Udara 16 TNI AU, di Pangkalan Udara Utama
Roesmin Noerjadin, Pekanbaru,
Riau. Pembentukan dan
pengoperasian Skuadron Udara
16 TNI AU ini sesuai dengan
Perencanaan Strategis II, yang
di dalamnya juga termasuk
pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II yang hampir satu tahun
tidak terbang. "Kita sudah mengajukan ke
Kemhan untuk pengganti F-5E/
F Tiger II," kata mantan Irjen
Kemhan ini. Hadi mengatakan, pesawat
tempur generasi 4,5 yang telah
diajukan menjadi pengganti
pesawat F-5E/F Tiger II Skadron
Udara 14, Lanud Iswahjudi,
Madiun. Namun, dirinya tidak menyebutkan pesawat apa,
karena TNI AU hanya
menyerahkan spesifikasi teknis
saja. "TNI AU tidak menyebutkan
merek, namun hanya
menyerahkan spesifikasi teknis
saja yang kemudian dilengkapi
dengan operational
requirements (Opreq) oleh Mabes TNI. Setelah itu diajukan
kepada Kementerian
Pertahanan. Kebijakan
pengembangan kekuatan ada di
Kementerian Pertahanan, TNI
AU hanya sebagai pengguna," tuturnya di suatu kesempatan. Disamping itu, pada tahap ini,
TNI AU juga menambah 4 unit
armada pesawat terbang tanpa
awak (UAV) untuk operasi
pemantauan perbatasan yang
dipusatkan di Skadron Udara 51, Lanud Supadio, Pontianak. TNI AU juga berencana
menambah pesawat Combat
SAR/amphibi /surveillance
sebanyak 3 unit, Radar GCI
(Groun Controll Interseption)
sebanyak 4 unit, Rudal jarak sedang sebanyak 2 Satbak,
peralatan AEW dua paket,
Helikopter angkut kelas berat
sebanyak 3 unit, satu pesawat
jet tanker dual system, satu
pesawat angkut berat sekelas C-17 atau A-400M buatan
Perancis, dan enam helikopter
EC-725 cougar. Selain penambahan berbagai
jenis armada pesawat, ke depan

0 komentar:

Posting Komentar